Tidak lama lagi masyarakat Tionghoa akan mengadakan perayaan imlek yang jatuh pada bulan Februari di Tahun ini. Salah satu tradisi disetiap perayaan adat atau keagamaan pada umumnya adalah kebersamaan dengan keluarga dan menyantap hidangan yang lezat Bersama. Sehingga bisa dikatakan bahwa perayaan imlek memiliki menu – menu khusus yang lezat. Tapi tahukah kalian kalua dibalik lezatnya makanan imlek, terdapat filosofi menarik dari setiap jenisnya. Penasaran apa saja makna atau filosofi dibalik makanan khas imlek yang mungkin kalian juga familiar?
Tradisi Imlek Masyarakat Indonesia
Perayaan imlek pada awalnya adalh sebuah perayaan musim semi. Namun penggunan istilah imlek hanya digunakan di Indonesia. Mangutip dari buku “Hari – Hari Raya Tionghoa” karangan Marcus A.S, dahulu masyarakat Tionghoa menyebut perayaan musim semi sebagai “Sin Cun Kong Hi”. Namun sejak kehadiran ajaran – ajaran filsuf, perayaan ini dihubungkan dengan nilai – nilai keagamaan dan moral. Masyarakat Tionghoa yang menganut agama Buddha, Konghucu atau Taoisme akan melakukan persembahan saat imlek. Namun bagi masyarkat Tionghoa Indonesia yang sudah pindah agama, mereka merayakan imlek hanya untuk bersenang-senang dan berkumpul dengan keluarga besar. Menurut pakar kuliner Aji Chen, berikut beberapa jenis hidangan atau makanan khas imlek :
Haisom
Haisom atau yang dikenal sebagai timun laut ini memiliki makna yang cukup menarik. Haisom memiliki makna harapan yang berlimpah akan rezeki dan keuletan. Menu ini biasanya hanya dihidangkan oleh keluarga yang cukup berada. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan kualitas timun laut yang terbaik itu tidaklah murah dan mudah. Hal ini juga disebabkan oleh cara pengolahan hidangan yang cukup lama dan rumit. Haisom yag baru dibeli harus dibakar hingga kulitnya terlepas. Kemudian untuk mengolahnya, dibutuhkan waktu sekitar 4 hari untuk didiamkan terlebih dahulu. Setelah itu Haisom baru bisa diolah menjadi hidangan yang lezat. Jadi tidak semua keluarga di perayaan imlek menyajikan hidangan ini.
Nuomi Fan
Makanan ini dikenal sebagai kue ketan ala Kanton. Makanan ini melambangkan kekompakan, kekeluargaan dan kebersamaan. Hal ini juga yang membuat masyarakat Tionghoa suka makan ketan yang lengket. Bentuk dari Nuomi Fan sendiri awalnya adalah seperti kwetiau yang agak acak – acakan. Namun, beberapa orang menggunakan daun lotus untuk membuatnya lebih tertata dan juga memberikan aroma yang lebih wangi.
Kue Keranjang Kukus
Kue keranjang adalah salah satu yang paling popular di Indonesia. Makanan ini ibarat seeperti ikon yang harus ada saat perayaan imlek. Nama lain dari kue keranjang ini adalah Nian Gao. Bentuk dari kue keranjang aslinya seperti lontong dan rasanya tawar. Namun, karena beberapa pengaruh adat istiadat di Indonesia, rasanya menjadi manis dan berwarna kecoklatan akibat proses karamelisasi. Makanan ini dijuluki sebagai kue keranjang karena dahulu cara pembuatannya dicetak melalui keranjang. Keranjang yang digunakan biasanya terbuat dari anyaman dan berbentuk kecil. Makanan ini melambangkan kekompakkan dan kebersamaan keluarga.
Barapi Meat and Grill : Tempat Makan Steak Enak untuk Keluarga
Perayaan seperti imlek tentu identik dengan acara kumpul keluarga dan makan Bersama. Jika kalian ingin memberikan suasana yang berbeda, kalian bisa coba mengagendakan makan malam diluar rumah sesekali. Barapi Meat and Grill restaurant bisa menjadi salah satu opsi dari list restoran steak enak di Jakarta. Disini kalian bisa menyantap hidangan steak lezat dengan kualitas premium dan harga yang bersahat tentunya.
Oleh : Fithrotul Izzah, dengan mengutip Republika.co.id