Merenung bisa menjadi cara untuk tenang, kapan menerima kegagalan, dan mengevaluasi diri sendiri. Namun, jika dilakukan berlebihan, tentu saja ini bukan hal yang baik.
Meluncurkan Healthline, merenungkan menjadi tempat yang berpikir secara berlebihan yang dapat disebabkan oleh pengalaman atau perasaan negatif. Biasanya, seseorang dengan riwayat trauma parah sering mencerminkan. Misalnya, orang-orang dengan depresi yang tidak bisa berhenti berpikir negatif dan akhirnya merusak pikiran mereka sendiri.
Kebiasaan yang merenungkan ini jika dibiarkan terlalu lama dapat membahayakan kesehatan mental, karena dapat memperpanjang atau bahkan memperburuk depresi. Tidak hanya itu, kebiasaan ini juga dapat mengganggu kemampuan untuk berpikir dan memproses emosi. Jadi, itu tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa seseorang akan merasa terisolasi dan menjauh dari yang lain.
Banyak, Anda tahu, masalah kesehatan mental ditandai dengan mengurangi berlebihan, seperti depresi, fobia, kecemasan, skizofrenia, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Namun, itu tidak mengesampingkan kemungkinan dalam beberapa kasus, kontemplasi terjadi setelah peristiwa traumatis tertentu, seperti hubungan yang gagal, intimidasi, kepercayaan diri yang berlebihan.
Terus-menerus kontemplas dapat memperburuk gejala kondisi mental yang ada. Namun, selama itu mampu mengendalikan pikiran, gejala-gejala ini bisa terasa ringan, lebih santai, dan bahagia. Karena itu, mari kita belajar cara mengendalikan pikiran seperti yang dijelaskan di bawah ini.
- Alihkan Perhatian pada Hal Lain
Ketika menyadari jika kamu mulai merenung, alihkan perhatian pada hal lain agar bisa memutuskan siklus pikiranmu.
Cobalah lihat sekelilingmu, adakah hal lain yang bisa dilakukan, dan jangan berpikir dua kali untuk segera melakukannya.
Sebagai contoh, kamu bisa menelepon teman atau keluarga, melakukan pekerjaan rumah, menggambar, menonton film, membaca buku, berjalan-jalan di sekitar lingkunganmu, atau hal lainnya yang bisa mengalihkan perhatianmu.
- Olahraga
Menurut sebuah penelitian yang dilaporkan di jurnal Frontiers dalam psikologi pada tahun 2018, satu sesi olahraga dapat mengurangi gejala merenungkan atau solusi pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis gangguan mental.
Dinyatakan bahwa 29 pasien rawat inap yang memiliki usia rata-rata 38,8 tahun diminta untuk mengisi kuesioner sebelum dan sesudah berolahraga. Mereka menyelesaikan kedua kuesioner dalam minggu yang sama tentang kondisi fisik dan psikologis mereka, seperti perumahan, suasana hati, interaksi sosial, fokus, dan kelelahan.
Dari sana, hasil perkembangan diperoleh secara positif, baik dari keadaan fisik dan psikologis mereka. Suasana hati, perasaan lelah, dan keinginan untuk mencerminkan terbukti dikurangi secara dramasik.
- Meditasi
Meditasi dapat mengurangi keinginan untuk berefleksi karena mengharuskan Anda untuk berpikir lebih jelas, sehingga emosi yang mengamuk dalam lebih tenang.
Ketika Anda merasa pikiran Anda selalu berulang-ulang, cari tempat yang tenang. Duduk, tarik napas dalam-dalam, dan fokus hanya pada pernapasan. Seiring waktu, meditasi akan membuat seseorang lebih memahami hubungan antara pikiran dan perasaan, sehingga dapat mengendalikan pikiran lebih.
- Menikmati Keindahan Alam
Ketika pikiran mulai merasa kelelahan, tidak ada yang salah dengan menarik dari kehidupan kota yang hiruk-pikuk dan menikmati keindahan alam.
Menurut sebuah penelitian yang dilaporkan dalam Prosiding 2014 dari National Academy of America (PNAS) Journal, peserta yang berjalan di alam selama 90 menit melaporkan bahwa berjalan di alam liar membuat keinginan untuk memantulkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan ambil a berjalan di daerah yang berkuasa.
- Lebih Mencintai Diri Sendiri
Tidak sedikit yang merasa jika terhubung dengan ketidakpercayaan diri, merasa harga dirinya rendah, dan takut akan penilaian orang lain.
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Ruminasi Mediasi Efek Prospektif dari harga diri rendah pada depresi: studi longitudinal lima gelombang” Dalam Journal of the Society for Personality and Social Psychology (Sage) pada 2012, sebanyak 663 subyek penelitian berusia 16-62 tahun dianggap sebanyak 5 kali selama 8 bulan untuk menunjukkan hubungan harga diri yang rendah dengan kebiasaan berkurang.
Rupanya, dalam hasil penelitian ini, harga diri membuat subjek penelitian lebih disukai meratapi kehidupan mereka dengan mengurangi, bahkan mengarah pada gangguan mental dalam bentuk depresi.
Jadi cintailah dirimu sendiri. Lakukan hal-hal positif yang meningkatkan kemampuan diri Anda, jujur dengan diri sendiri, terima kasih Tuhan jika seseorang tidak menyukai Anda, tetapi ada banyak orang yang mencintai Anda.
Mencoba Steak Enak di Restoran Steak Terbaik di Jakarta
Daripada Merenung gak jelas, mending kalian cobain steak terenak di Jakarta yang pastinya gak bikin dompet jebol dong. Kalian bisa banget cobain Steak di Barapi Meat and Grill.
Restoran steak terbaik di Jakarta ini menyediakan varian steak enak, steak sehat, serta steak murah dengan jaminan rasa yang berkualitas.
Oleh: Fithrotul Izzah, source diambil dari IdnTimes.com