Setiap tanggal 10 Dzulhijjah atau biasa disebut Hari Raya Haji (Idul Adha), kaum muslimin sedang wukuf di Arafah (bagi yang menunaikan haji). Mereka memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang biasa dikatakan Ihram. Hal ini melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup serta tatanan nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Bahkan tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat untuk mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Di samping itu, Idul Adha juga dinamakan Idul Qurban. Pada hari itu, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu menjalankan ibadah Haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan Qurban sebagai ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT. Ibadah berqurban juga cara muslimin untuk berbagi kepada mukmin lain yang kurang mampu turut menikmati daging potongan hewan qurban tersebut.
Tidak hanya itu, berqurban juga mengajarkan kita tentang keikhlasan yaitu mengikhlaskan untuk mengorbankan sebagian harta kita untuk dibelikan hewan qurban dan dipotong agar dapat dibagikan kepada sesama. Hal ini bertujuan untuk kita melepaskan sifat tamak, rakus dan cinta duniawi. Penyembelihannya juga harus dengan syariat Islam. Proses penyembelihan disunahkan menghadap kiblat, dengan menyembelih di bagian leher dan memutuskan tiga saluran tanpa memutuskan kepala. Setelah itu, hewan qurban yang diletakkan harus diberi alas untuk menjaga kebersihannya.
Seperti halnya, salah satu restoran steak di Jakarta, Barapi Meat & Grill, yang menggunakan daging sapi premium import dari Australia Barat; selalu konsisten menerapkan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) untuk menjaga kehigenisan daging sapi dan disembelih secara islami serta mendapatkan label HALAL dari MUI Australia.
