Sejarah di Balik Kegemaran Masyarakat Indonesia Minum Es

Es Jadul Nostalgia

Siapa sih yang gak suka minuman dingin nan segar menggoda? Semua pasti suka ya. Untuk kamu warga Indo yang generasi 1980-an pasti masih ingat dengan kenangan masa kecil yang menyenangkan saat membeli dan mencicipi aneka es di pinggir jalan.

Apa aja es yang kamu ingat? Ada segarnya es mambo, es lolly, es kocok, hingga es puter meluncur ke tenggorokan. Pasti hobi beli es saat cuaca sedang panas.

Seiring berjalannya waktu, minuman dingin semakin beragam. Tengok saja minuman kekinian yang rasanya lebih enak diminum dingin dengan tambahan es batu. Ada es krim milo, es teh susu, dan kopi susu. Tapi, tahukah kamu bahwa dalam peta kuliner nusantara, es merupakan produk baru? Berikut Barapi Meat and Grill akan mengulas lebih lanjut asal mula minuman dingin ini.

Sejarah Minuman Dingin di Indonesia

Sejalan dengan Revolusi Industri di Eropa pada tahun 1830-an, Inggris berhasil menemukan senyawa amonia untuk membekukan air menjadi es. Air yang akan dibekukan ditempatkan dalam kotak seng yang ditempatkan dalam wadah yang lebih besar berisi air garam atau larutan garam. Di sini, air garam memiliki titik beku yang jauh lebih rendah daripada air.

Ketika amonia cair di lemari es diubah menjadi uap amonia dengan pemanasan dengan listrik, dan mengalir melalui pipa ke dalam larutan garam. Kemudian, suhu larutan garam akan turun. Air dalam kotak seng membeku ketika suhu air garam mencapai titik beku, sedangkan larutan garam tetap cair.

Sepuluh tahun setelah prosedur pembuatan es dengan amonia diketahui, sederet pabrik es didirikan di kota-kota besar Eropa. Dari situ, industri balok es melintas dan berkembang di Amerika Serikat, salah satunya di Boston, pada Juli 1846. Jadi, sebuah kapal uap berlayar dari Boston melalui Hong Kong dan Singapura, kemudian berlabuh di Sunda Kalapa, pada 16 November 1846. .

Dari palka kapal, kuli pelabuhan menurunkan ratusan balok es. Menurut cerita para kuli, balok-balok es itu ditutup dengan serbuk gergaji, kemudian dibungkus dengan karung goni agar tidak meleleh di sepanjang jalan. Sejak saat itu, es batu sudah termasuk dalam masakan Indonesia. Balok es dari salah satu kapal yang berlabuh di Sunda Kalapa ludes hanya dalam waktu 75 hari, atau pada 6 Februari 1847.

Es Diiklankan di Surat Kabar

Menurut catatan Jakarta.go.id, penjualan es diiklankan di surat kabar, terkait dengan perayaan malam Natal pada Kamis, 24 Desember 1846. Sambil mendengarkan lagu-lagu rohani di ruang Salon des Glaces di Hotel de Provence, orang bisa menikmati rasa minumannya. Es lain dari yang lain.

Ini juga menjadi bukti bahwa es merupakan simbol kenyamanan bagi orang kaya di masa lalu dan hanya bisa dinikmati di tempat-tempat bergengsi tertentu, salah satunya di hotel.

Fakta yang menarik bukan?

Hari-hari berikutnya, kapal-kapal Amerika yang mengangkut es batu semakin rajin singgah di Batavia. Sebagai produk impor, es batu tergolong barang mewah sehingga menimbulkan rasa bangga bagi yang mampu. Minum air dingin menjadi kebiasaan para elite di Betawi dan kota-kota lain di Hindia Belanda.

Yuk Nikmati Minuman Dingin Sambil Makan Steak Premium

Nah, untuk kamu yang lagi ngidam minum yang segar-segar, coba langsung cus ke restoran Barapi Meat and Grill. Selain menyajikan menu steak premium enak murah dan halal, Barapi juga menyediakan beragam minuman segar yang akan mengusir dahaga akutmu. Ini dia menu minumannya! KLIK DI SINI UNTUK INFO LANJUT YA.